28 Feb 2010

Facebook Dan Twitter untuk Tentara AS

LOS ANGELES--Tentara
Amerika Serikat (AS) akan
dibolehkan menggunakan situs
jejaring sosial seperti Twitter
dan Facebook menyusul tinjau-
ulang (review) penggunaan
internet dan keamanan.

Para pejabat Departemen
Pertahanan mengatakan,
manfaat penggunaan media
sosial sekarang ini lebih besar
dari bahayanya terhadap
keamanan. Ketentuan
tersebut berarti sejumlah situs
yang diblok oleh Pentagon
pada tahun 2007 --termasuk
YouTube-- akan dicabut.

Namun demikian, para
komandan akan bisa
melakukan blokade,
sementara terhadap akses
demi mengamankan misi
militer maupun untuk tujuan
menghemat pemakaian lalu
lintas internet (bandwith).

Para wartawan mengatakan
media sosial dan internet
semakin penting bagi militer
AS.
Situs internet digunakan untuk
mengumumkan penerimaan
calon tamtama, selain juga
untuk humas dan komunikasi
antara tentara dan keluarga
mereka.

Menteri Pertahanan AS,
Robert Gates, mengatakan
bahwa jejaring sosial bisa
membantu Pentagon
berinteraksi dengan para staf
militer AS, yang banyak di
antara mereka baru berusia
20-an dan pengguna tetap
layanan online.

Di antara para petinggi militer
AS, Panglima Angkatan
Bersenjata Laksamana Mike
Mullen memiliki Twitter
dengan 16 ribu pengikut.
Komando Selatan AS juga
memiliki Twitter untuk info
terbaru mengenai kegiatan
bantuan darurat setelah
terjadi gempa besar di Haiti.

Namun begitu, Korps Marinir
AS memperbarui larangan
mengakses layanan blog
mikro dari jaringannya.
Angkatan darat AS juga
mempertahankan daftar
larangan atas sejumlah situs
media sosial.

Tetapi kebijakan baru ini
menyebutkan masuk ke situs-
situs porno, perjudian, atau
situs yang menggalang
kebencian masih tetap
dilarang di komputer militer.

"Kami perlu mengambil
manfaat dari fasilitas yang
tersedia," kata David
Wennergren yang menjabat
sebagai wakil asisten menteri
pertahanan untuk urusan
teknologi informasi. "Dan
yang kami lakukan adalah
sikap konsisten. Sejumlah situs
internet diblok dan sebagian
komandan melarang berbagai
hal.

Wennergren mengatakan,
penting sekali agar personel
yang aktif diajarkan
bagaimana cara menggunakan
alat-alat online secara efektif
dan belajar tentang bahaya
membeberkan informasi.

"Yang penting bertanggung
jawab dan menggunakan alat-
alat itu untuk membantu
pelaksanaan tugas," katanya.
Ada dua ketentuan. Pertama,
kemampuan berbagi
informasi. Kemudian tentang
keamanan. Kami harus bagus
dalam kedua hal ini," kata
Wennergren menambahkan.

Pentagon mengungkapkan,
peraturan baru ini akan
berlaku bagi komputer-
komputer pemerintah yang
tidak digolongkan sensitif.

Sumber : BBC.co.uk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar