4 Feb 2010

Sehat Bersama Jeruk Nipis

Selain menjadi sirup, air
perasan jeruk nipis yang
berasa asam menjadi
campuran masakan atau
minuman lain, seperti jamu.
Pasalnya jeruk nipis tak hanya
bisa menjadi minuman yang
menyegarkan, namun juga
mengandung khasiat obat.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) merupakan
tumbuhan perdu dengan
banyak cabang. Tanaman ini
banyak ditanam di
pekarangan dan kebun.


Tingginya bisa mencapai enam
meter. Daunnya berbentuk
bulat telur dan tiap daun
bertangkai daun. Bunganya
berbentuk bintang berwarna
putih. Batangnya berkayu
keras, dan biasanya berbuah
setelah 2,5 tahun. Buahnya
berbentuk bulat dengan
permukaan yang licin, berkulit
tipis, dan berwarna hijau
kekuningan kalau sudah tua.
Tanaman ini diduga berasal
dari daerah India sebelah
utara.

Buahnya mengandung banyak
air dan vitamin C yang cukup
tinggi. Daun, buah, dan
bunganya mengandung
minyak terbang. Biasanya
jeruk nipis tumbuh dengan
baik di daerah dataran rendah
yang banyak terkena sinar
matahari. Jeruk nipis
mengandung asam sitrat,
asam amino (triptofan, lisin),
minyak atsiri (sitral, limonen,
felandren, lemon kamfer,
kadinen, gerani-lasetat, linali-
lasetat, aktilaldehid,
nnildehid) damar, glikosida,
asam sitrun, lemak, kalsium,
fosfor, besi, belerang vitamin
B1 dan C.

Rasa jeruk nipis yang asam
bisa membantu membersihkan
nikotin yang terdapat pada
gigi dan mulut orang yang
suka merokok. Dari
kandungan berbagai minyak
dan zat di dalamnya, jeruk
nipis dimanfaatkan untuk
mengatasi disentri, sembelit,
ambeien, haid tak teratur,
difteri, jerawat, kepala pusing
atau vertigo, suara serak,
batuk, bau badan, menambah
nafsu makan, mencegah
rambut rontok, ketombe, flu,
demam, terlalu gemuk,
amandel, penyakit anyang-
anyangan (kencing terasa
sakit), mimisan, dan radang
hidung.

Dari beberapa penelitian
terakhir menunjukkan, jeruk
nipis juga mempunyai manfaat
mencegah kekambuhan batu
ginjal, khususnya batu ginjal
kalsium idiopatik. Menurut
laporan tersebut,
mengonsumsi jeruk nipis bisa
mencegah timbulnya batu
ginjal. Hal ini diakui oleh
Kepala Instalasi Renal RS Dr
Sardjito, Yogyakarta, Prof DR
Mochammad Sja'bani.

Pada penelitian tersebut
diketahui bahwa jeruk nipis
mengandung sitrat yang
tinggi, sementara banyak
penderita batu ginjal memiliki
kadar sitrat yang rendah. Ia
mengatakan kandungan sitrat
jeruk nipis lokal (Citrus
aurantifolia Swingle yang
bulat) 10 kali lebih besar
dibanding kandungan sitrat
pada jeruk keprok, atau enam
kali jeruk manis. Kandungan
sitratnya mencapai 55,6 gram
per kilogram.

Pada umumnya asam sitrat
dalam air kemih pada
penderita batu ginjal paling
rendah pada malam dan dini
hari. Maka pemberian jeruk
nipis lebih bagus dikonsumsi
sesaat sesudah makan malam.
Perasan jeruk nipis yang
dikonsumsi sesudah makan
malam tersebut dilaporkan
tak menimbulkan keluhan
lambung. Air perasan dua
buah jeruk nipis itu diencerkan
dalam dua gelas air.

Meminum campuran jeruk ini
bisa menurunkan dan
mencegah kekambuhan batu
ginjal kalsium idiopatik.
Pencegahan penyakit ini perlu
sebab jenis ini ditemukan pada
sekitar 80 persen penderita
batu ginjal. Namun, upaya
pencegahan dan pengobatan
penyakit ini dilakukan dengan
cara membatasi konsumsi
garam atau makanan asin,
memberi masukan kalsium
yang cukup, dan mengonsumsi
protein rendah fosfat.

Sumber : kapanlagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar