31 Jan 2010

Cegah Stroke Dengan Diet Mediterania

MENERAPKAN pola hidup
sehat, tentu akan
memberikan dampak positif
bagi kesehatan, serta
menjauhkan Anda dari
berbagai penyakit
berbahaya, misalnya seperti
stroke. Namun demikian,
stroke pun dapat dicegah
dengan mengkonsumsi
makanan yang sehat dengan
benar.


Anda juga bisa menerapkan
diet mediterania.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Asosiasi
Jantung Amerika (AHA)
ditemukan beragam diet,
salah satunya diet
mediterania yang berhasil
menurunkan angka kejadian
stroke serta infark jantung
sampai 60 persen dalam
kurun waktu empat tahun
penelitian.

Menurut Dr Diah PYM selaku
Nutrition Diet RS
Internasional Bintaro, Diet
Mediterania berdasarkan
penelitian memiliki
kandungan kolesterol dan
lemak jenis trans dalam
jumlah rendah, diet ini pun
memiliki kandungan minyak
yang bermanfaat. Diet jenis
ini bisa Anda terapkan
dengan panduan seperti
berikut :

Lemak dan Kolesterol
Mengacu pada jenis diet
Mediterania sebetulnya tidak
terdapat perbedaan antara
banyaknya porsi asupan
lemak dibandingkan dengan
anjuran diet seimbang
selama ini. Rata-rata porsi
lemak yang dapat dikonsumsi
adalah kurang berkisar
antara 20-30% dari total
kalori. Hanya saja pada diet
mediterania jenis lemak yang
dapat dikonsumsi terutama
berasal dari golongan lemak
tidak jenuh yang disertai
dengan asupan kolestrol
dengan jumlah yang rendah.

Jenis lemak yang bermanfaat
bagi orang yang memiliki
faktor resiko terjadinya
stroke adalah lemak tidka
jenuh yang berasal dari
minyak zaitun, minyak
jagung, serta ikan terutama
ikan yang berasal dari laut
dalam (deep sea fish) seperti
salmon dan tuna.

Asupan kolesterol sangat
penting untuk dibatasi,
pedoman diet yang
dianjurkan di Amerika
Serikat menetapkan bahwa
untuk masyarakat dengan
resiko rendah sampai sedang
batasan asupan kolesterol
adalah 300 mg/ hari
sedangkan untuk populasi
dengan resiko tinggi asupan
maksimum kolesterol adalah
200 mg/ hari.
Konsumsi daging merah (red
meat) serta daging unggas
sebaiknya dibatasi karena
pada dasarnya jumlah
koleksterol yang didapatkan
pada daging hewan jenis
apapun adalah relatif sama.

Berdasarkan asupan
koleksterol yang dianjurkan,
konsumsi telur pun sudah
seharusnya dilakkan
pembatasan. Penelitian
menunjukkan bahwa
konsumsi telur 1 butir setiap
hari dapat meningkatkan
resiko jantung koroner 2 kali
lebih tinggi pada orang-orang
yang memiliki faktor resiko,
dibandingkan dengan yang
melakukan pembatasan
konsumsi telur kurang dari 1
butir per minggu.

Vitamin B
Secara ilmiah pemberian
suplementasi vitamin B6, B12
maupun folat untuk
menurunkan kadar
homosistein masih bersifat
kontroversi. Kadar
homosistein yang tinggi
mengakibatkan peningkatan
resiko kerusakan pada
dinding pembuluh darah.
Hal
ini memicu terjadinya
gangguan jantung dan
pembuluh darah.
Pembelian suplementasi B6,
B12, maupun folat dapat
dipertimbangkan pada orang-
orangg yang memiliki faktor
resiko dengan usia diatas 50
tahun. Karena usia diatas 50
tahun merupakan usia yang
rentan terhadap defisiensi
vitamin-vitamin tersebut.

Sumber : okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar